UPAYA MENJADI RUMAH SAKIT BERLAYANAN PRIMA
Agar dapat memeberikan layanan dan kualitas lebih
menjaga keamanan pasien,Eka Hospital sejak awal berdiri langsung melengkapi
diri dengan Sistem Informasi untuk Rumah
Sakit yang terintegrasi.Bagaimana penerapannya dan apa manfaatnya ?
A.Mohammad B.S.
Mengelola
Rumah sakit (RS) bukan sekedar mengurus staf medis dan pasiennya.Kompleksitas
bisnisnya tak kalah di bandingkan bisnis di bidang lain.Bahkan mungkin lebih
kompleks karena terkait keselamatan jiwasang pasien,serta aspek etika dan morel
yang menyertainya.Maka pemimpin RS yang berpikiran maju akan mengelola bisnis
nya secara sistematis,terutama dengan pemanfaatan Sistem Informasi untuk RS
(Hospital Information System/HIS).
Salah
satu contohnya adalah Eka Hospital.Menurut penjelasan Hasan Widjaja,direktur
operasional Eka Hospital,ketika mulai beroperasi pada agustus 2008,kedua rumah
sakit Eka Hospital di kawasan Bumi Serpong Damai,Tangerang,Banten,dan
JL.Soekarno-Hatta,Pekanbaru,Riau sudah mengadopsi praktik e-health dengan
mengimplementasikan HIS secara terintegrasi.Dikatakan Hasan,sebelum beroperasi
pihaknya mempersiapkan TI pendukungnya,dengan melakukan benchmarking dan
pencarian solusi yang tepat.HIS yang di implementasikan Eka Hospital diperoleh
dari vendor bernama Novantara dari Singapura.Dalam waktu setahun,sistem
tersebut sudah go live.
HIS
sebenarnya bukanlah solusi yang sifatnya menyeluruh dari back-end ke front-end
seperti halnya solusi ENTERPRISE RESOURCE PLANING(ERP) yang biasa digunakan
perusahhan non rumah sakit.Pasalnya,masih ada sejumlah aplikasi lain,seperti
Laboratory Information System(LIS),Radiologi Information System(RIS),dan
Picture Archiving Communication System(PACS)termasuk sistem back-end(mencakup finance,material management untuk purchasing,dan
HR),menggunakan SAP.Kendati begitu,berbagai aplikasi tersebut sudah saling
terhubung(terintegrasi),dengan menggunakan interface.
Hasan
mengatakan,secara garis besar HIS mencakup tiga aplikasi besar.Pertama,Layanan
Administrasi (frontline services)yang
mencakup pendaftaran,kasir,perjanjian dan sebagainya.Kedua,Layanan Medis (Clinical Services)yang mencakup order
obat,order lab,rekam medis,dan sebagainya.Ketiga,Reporting,berupa hasil kegiatan-kegiatan tersebut.”Umumnya,HIS yang
sudah berjalan di rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia hanya mencakup
aplikasi administrasi dan reporting.Sedangkan di Eka Hospital sudah mencakup
semuanya.Hasil medical record pun
dapat diketahui sevara online dan real-time”ujar Hasan dengan bangga.
Dengan
menerapkan sistem informasi manajemen rumah sakit tersebut,alur kerja di Eka
Hospital dikalimnya lebih efisien dan teratur secara
sistematis.Dan,pastinya,mengurangi penggunaan kertas.Jangan heran di Eka
Hospital tidak akan di jumpai petugas rekam medis yang biasa nya
pagi-pagi,sebelum poliklinik buka,membawa kereta doring berisikan rekam medis,yang
akan di serahkan ke poli klinik tersebut.” Di Eka Hospital,semua rekam medis
pasien sudah ada di sistem.Sudah Computerized.Dokter
akan melakukan diagnosis dan sebagainya secara elektronik,”kata Hasan.
Jadi,ketika
seorang pasien akan berobat ke Eka Hospital,ia membuat janji melalui
telepon,Blackberry Messenger,atau website.Pasien
lama hanya perlu rekonfirmasi,karena datanya sudah tercatat.Ketika mendaftar,pasien
mesti mengisi data dan menyerahkan fotokopi identitas (KTP).Nantinya,data
tersebut akan langsung masuk ke aplikasi appointment,lalu
dikirim ke Nurse Station yang akan mengeluarkan nomor urutan antrean bagi
pasien.Bagi pasien rawat jalan,mereka bisa mengetahui siapa dokternya dan
apakah sang dokter sudah hadir atau belum,cukup di ruang pendaftaran depan.
Data
dari aplikasi appointment itu juga langsung terhubung ke aplikasi
dokter,sehingga dokter bisa tahu siapa saja pasiennya.Jika pasien tersebut
pernah berobat ke Eka Hospital,ada riwayt kesehatan yang akan di baca dulu oleh
dokternya.
Keluhan
pasien,penyait,hingga obat yang akan di berikan,semua nya di input dokter ke
dalam sistem-tidak lagi di tulis di secarik kertas.Jika pasien tersebut memerlukan
pemeriksaan lab atau radiologi,dokter langsung meng entry data labdan radiologi
di sistem.Dengan begitu ketika pasien dating ke unit lab atau radiologi,tidak
perlu lagi membawa kertas hasil pemriksaan dokter.Sebab disana sudah ada data
apa saja yang mesti di periksa,misalny MRI Dan CTscan.Setelah di periksa dokter
pun bisa melihat hasil nya di sistem.Hasil itu langsung terhubung pula ke
sistem pembayaran,”kata Hasan.Jadi,begitu pasien membayar,data nya terkirim ke
sistem back end untuk dip roses di aplikasi keuangan.
Menurut
Hasan,reka data pasien yang menggunakan electronic medical record (EMR) yang
diterapkan di Eka hospital itu tentunya diharapkan dapat mengganggu kesalahan
manusia (human errors)dalam pelayanan kepada pasien(patient safety).di samping
itu memungkinkan pula pemberian layanan kesehatan yang lebih cepat.EMR
berisikan database pasien dan sistem order elektronik(elektronik ordering system)yang
tersentralisasi lewat EMR bisa diketahui bagaimana kondisi drug interaction
jika seorang pasien Eka Hospital misalnya alergi pada parasetamol dan suatu
saat datang berobat bertemu dokter yang berbeda yang lalu memberikan
parasetamol,system akan secara otomatis memberikan drug alert bahwa pasien ini
alergi dengan parasetamol.
Bila
tanpa EMR mungkin saja dokter memberikan resep yang tak terbaca dengan baik
oleh pihak farmasi atau apotek.Dengan EMR,pihak farmasi tidak perlu membaca
lagi dan lebih mudah menginterpretasikan resep yang di ketik berikut takaran
obat yang di minta dokter.
Tak
hanya itu,mengingat ke dua rumah sakit Eka Hospital sudah terhubung secara
online,transfer rekam medis pasien antar cabang RS ini dapat di lakukan secara
online dan real time.Misalnnya orang yang pernah menjadi pasien Eka Hospital
Pekanbaru sedangkan berkunjung ke Jakarta,dan kebetulan sakit,lalu datang ke
Eka Hospital BSD,maka ia tidak perlu membawa berbagai catatan untuk di berikan
kepada dokter.Sebab data rekam medis nya dapat di lihat di Eka Hospital BSD.
Sebagai
layanan tambahan saat ini Eka Hospital juga memiliki layanan e-Medical Consult
atau layanan medicine,bekerja sama dengan mayo klinik,Amerika Serikat.Selain
itu,Eka Hospital juga mengembangkan pusat layanan terpadu (center of
excellent).Tak mengherankan hanya dalam waktu 2 tahun beroperasi persisnya 11 Desember 2010,Eka
Hospital BSD mendapatkan akreditas Internasional yang di terbitkan oleh Joint
Commission International,sebagai badan resmi dunia untuk standarisasi rumah
sakii International kendati begitu di akui Hasan proses penerapan HIS tak
segampang membalikan telapak tangan.Kesulitan pertama ketika memperkenalkan
solusi tersebut kepada para dokter.Jadi,tantangan nya dalam hal change
management bagaimana mengubah kultur kerja dokter yang terbiaa berbasis kertas
menjadi terbiasa mengetik di computer.Yang sulit adalah membuat para dokter
menggunakan computer.Karena,bagi mereka lebih mudah dan praktis menulis di
kertas terutama,meraka yang berasal dari rumah sakit lain,yang sebelumnya biasa
bekerja secara manual,”ungkapan nya secara tersenyum.
Secara
keseluruhan jumlah dokter di Eka Hospital sekitar 200 orang (termasuk dokter
spesialis).dari jumlah itu 80 % merupakan dokter full time atau dokter yang
hanya bekerja di Eka Hospital.Ada pun sisa nya merupakan dokter separuh
waktu,yang juga bekerja di rumah sakit lain.
Sejak
awal rekrutmen,para dokter ini sebenarnya sudah di minta menggunakan
computer.Namun tentu saja tidak semua dokter dapat langsung klop dengan sistem
baru tersebut apalagi dokter-dokter enior atau (sepuh) yang namun umumnya
kurang dekat dengan teknologi”ini bukan masalah penolakan,tapi lebih pada
kebiasaan,”ungkapan Hasan.Ia menceritakan ada nya dokter yang bilang,”saya kalau ngetik lho,sebab selama ini
tidak pernah pakai computer”ujar Hasan menirukan.Lalu seperti apa solusi nya ?
Menurutnya,pihak
nya yang tidak bisa memaksa.”Kami tidak bisa bilang kepada dokter,”dok,ini kami
pnya satu sistem baru.Dokter harus pakai ya nanti kami ajarkan,”ungkap
nya.Pihak yang lebih milih bagaimana merangkul dan menjadikan mereka sebagai
mitra dengan menunjukan bahwa sistem ini bermanfaat dan sangat membantu
pekerjaan mereka.
Sebelum
praktek terlebih dahulu kepada dokter ini memberikan pelatihan dan pendampingan
tentang cara penggunaan sistem EMR.Tak hanya itu berdasarkan masukan dari para
dokter,TI Eka Hospital pun memfasilitasi mereka agar lebih mudah dan cepat
dalam bekerja.Misalnya,dengan membuat berbagai template,yang tinggal diisi.
Kedepan,beberapa
rencana pengembangan TI yang dilakukan di Eka Hospital pada dasarnya lebih pada
peningkatan kulitas layanan kepada pasien.Misi nya adalah bagaimana
meningkatkan customer services dan medical outcome yang berkualitas”ujar Hasan.
Komentar
Posting Komentar